Sebenarnya hanya kelompok pengemar sepak bola, lahir karena fanatisme yang melekat pada kesebelasan kesayangannya PERSEBAYA.
Kala itu memang Sepak bola memerlukan tukang sorak, suporter
nama lainnya. Entah dari mana kata dahsyat yang berjuluk BONEK itu bisa lahir, dan menjadi icon juang untuk mendukung kesebelasan secara berlebih-lebihan. Kalau tak salah ingat, Jawa Post ikut andil menciptakan atmosfer kelahiran bonek, bahlan berkali-kali memuatnya, dan akhirnya bonek membubung tinggi. Lalu sekarang Bonek kadang menjadi catatan khusus bagi Surabaya, dan saat ini juga mendatangkan problema serius.
Ada yang tersirat dalam makna BONEK yang mengandung makna dahsyat. Ada pula yang tersembunyi, yakni Motivasi tinggi yang ada dibalik BONEK
Ada yang melekat, yakni kata kata NEKAT, yang membuat bonek mengumbar nyali tak takut mati, bahkan yang mati hingga kini tak pernah berheni, tapi tak ada galau atau menyesali.
ADAKAH YANG BIJAK DI BALIK BONEK?
[]
Bonek, bermodal tekad
Langkah awal untuk memulai adalah sebuah tekad, tanpa tekad maka semuanya berhenti
[]
Fanatisme berlebihan akan menghilangkan rasio, memperlemah kesabaran, dan kadang melupakan pentingnya hitungan
[]
Tiada keberhasilan yang tak bermodal tekad
[]
Nyawa meregang, kadang tak ikut dalam hitungan, ketika sebuah semangat tinggi memproses nyali
[]
Daya juang tumbuh dan kembang, ketika kata hati berkata lawan
[]
Manusia ketika berkumpul akan kehilangan entitas pribadinya
[]
Orang menjadi terangsang untuk berang, ketika sudah berkerumun, dan memiliki lambang yang sama untuk diperjuangkan
[]
Fanatisme secara berkali-kali meningkatkan nyali, dan selalu membenarkan dirinya sendiri
[]
Fanatisme yang tak terkontrol, kadang menghadirkan peristiwa konyol
[]
catatan:
di balik BONEK ada plus dan minus. Tinggal kita semua memberi makna juga memanfaatkannya. Ternyata modal tekad itu perlu, namun penyelesaian dengan arif dan bijak sangat perlu