Google

Sabtu, 03 Januari 2009

BUDI PERKERTI BANGSA--KATA MUTIARA PEMBANGUN JIWA PATRIOTISME

Ratna mutumanikam tersebar di Tanah Nusantara, berbagai kandungan maneral, flora dan fauna, bahkan budaya yang sarwa warna dengan mudah ditemukan, termasuk kata-kata bijak sangat berlimpah ruah di negeri Nusantara ini.
Dari Sabang samapai Merauke, ternyata ada kandungan kata bijak yang dapat digunakan sebagai Pembangun Jiwa Patriotisme.
Seorang-orang putera pertiwi, Iman Budhi Santosa, berkreasi dengan menghimpun berbagaio kata bijak itu.
Data buku:
JUDUL: Budi Pekerti Bangsa-Kata-kata Mutiara dan Peribahasa Pembangun Jiwa Patriotisme
PENULIS: Iman Budhi Santosa
PENERBIT: Arti Bumi Intaran Telp. 02743-380228. E-mail: penerbit_arti@yahoo.com
ISBN: 978-979-15838-0-0. Vii + 200 halaman, 15 x 24 cm
CETAKAN: I-Nopember 2008
TEBAL: viii+ 200 halaman 15 x 24 cm

HASIL SADAPAN RINGKAS
Untuk apo memasang pelito, untuk menjadi sulou ke jamban. Untuk apo membilang ceito, untuk menjadi contoh teladan. [RIAU]
Artinya:"untuk apa memasang pelita, untuk menjadi sulkuh ke jamban. Untuk apa membilang cerita, untuk menjadi contoh teladan". Cerita atau kisah-kisah yang berkaitan dengan adat bukan "isapan jempol" belaka, melainkan penuh dengan nilai yang dapat dijadikan suri tauladan bagi semua orang.
Lebu dalih kalama dang lupa mak ti sepok, ulun tuha jak ipa kuk asalni mak ngedok [Lampung]
Artinya: "asal nenek-moyang dan orang tua jangan dilupakan, dari mana asal kita jika tak punya orang tua". Nasihat bagi kaum muda agar jangan gampang-gampang melupakan leluhur yang melahirkan dan membesarkan kita. sebab hanya dari merekalah kita dapat mengetahui dan mempelajari masa lalu kita untuk bekal menempuh kehidupan kelak dikemudian hari.
Minda lumbela sintontongan allo [Toraja]
Artinya: "siapa sanggup menentang matahari dengan mata". Sebuah kiasan mengenai koko kuatnya adat kebiasaan di Toraja. Makna peribahasa ini adalah, siapapun akan mebgalami kesukaran mengubah adat kebiasaan yang sudah berlaku umum dabn turun temurun
Akkeq lettena maquang [Mandar]
Artinya:"langkah kakinya menunjukkan asal-usul". Untuk mengetahui asal-usul [ keturunan] seseorang, akan terlihat dari tingkah lakunya sehari-hari
Delung ganu tali, delung telu'ene welung [Sikka Flores]
rtinya"memintal seperti tali, pintalan tiga tak lepas". Ketiga utas tali dipintal melambangkan bapak ibu dan anak, atau sekelompok anggota masyarakat. Maknanya adalah mengungkapkan bagaimana perlunya diwujudkan persatuan di antara warga dan antar masyarakat dengan kokoh kuat guna mewujudkan cita-cita yang didambakan.
[catatan ratusan peribahasa dari suku-suku yang ada di tanah air di kupas tuntas di buku ini]

Tidak ada komentar: