Google

Senin, 28 Januari 2013

RAFFI AKHMAT SEHARUSNYA BIJAK

Ketika sedang dimanjakan dunia, disinilah saat yang baik berhati mulia. Kesalahan kekeliruan akan memutar jarum kompas ke arah 180 derajat. Orang yang mulia derajat akan runtuh laknat. Ini sering terjadi di bumi, bahwa pujian itu sebenarnya racun berbisa, yang sewaktu-waktu berubah menjadi tipu daya.
Kata terlena juga menjadi sandaran orang, untuk dijadikan alasan, namun orang menjadi maaaf, karena manusia itu adalah makhluk yang acapkali menjadi pelanggan tetap, abai, terlena, lalai dan lainnya.
        Ini terjadi pada Rafi Akhmat, orang muda yang amat terkenal itu, pagi tadi diciduk, alias dicokok karena tercurigai menikmat bubuk putih berwarna bedak. Tentu ini menjadi sebuah sandungan untuk menapak ke puncak, ini semua patut dijadikan bahan ajar bagi kita semua. Ada kata bijak atas peristiwa rafi Akhmad. Belum tentu terlibat, belum tentu pemakai, belum tentu penyedia, namun  kawasan itu bisa menjadi saksi bahwa Rafi berada di wilayah gawat. Semoga semuanya terlewati dengan selamat
[]
Kenyataan adalah sesuatu yang diterima, dan bukan dipaksa,
banyak pilihan, tapi orang cenderung memilih jalan yang salah ketikan bahagia sudah didekatnya
[]
Apa yang sudah ditata dengan susah payah
rusak berserakan karena gegabah
[]
Seperti melepas busur panah, yang lepas dan tak mungkin  ditarik kembali
maka berpikir sebelum bertindak, bukan solusi, tapi keharusan
[]
Orang terkenal itu, juga cepat tercemar
[]
Kawan kadang membawa berkah melimpah, namun kadang membaca musibah
[]
Kendati banyak yang membela, atau pun mendukung, namun banyak pula orang yang mencibir dan menelikung
[]
Layaknya menjaga timbangan, penuhilah hidup dengan amalan, maka kehendak jelek akan menghilang

Tidak ada komentar: