Google

Kamis, 31 Juli 2008

KARAKTER BANGSA

Atmosfir 17 Agustus sudah menyelimuti “tanah-air”, gedung-gedung pemerintah sudah berbalut merah-putih, ruas jalan mulai berhias. Orang pun menjadi maklum, bahwa sehari lagi sudah memasuki bulan Agustus, yakni bulan kemerdekaan. Di bulan ini, tepatnya ketika kalender menujukkan angka tujuh belas, di sinilah negeri yang terbentang dari Sabang sampai Merauke lahir.
Suasana ini menggiring kita untuk kembali bangkit, yakni mempertahankan Jati Diri, alias eksistensi sebagai bangsa mandiri, dengan mengejah sebuah kata M-E-R-D-E-K-A !!!. Bandar merasa berkewajiban menghadirkan kata bijak yang terkait erat dengan suasana yang keramat.
Mengambil dari buku berjudul “Membangun Kembali karakter Bangsa”
Detil buku
JUDUL : Membangun Kembali Karater Bangsa
PENULIS : Tim sosialisasi Penyemaian Jatidiri Bangsa
PENERBIT: PT Elex Media Komputindo—Kelompok Gramedia
Jakarta
CETAKAN : 2003
ISBN : 979-20-4766-2
HALAMAN : x-+ 90

Sebagai sesuatu yang berasal dari Tuhan, tentu jati diri baik adanya.

IQ boleh tinggi, tetapi jika EQ dan SQ rendah atau bahkan tidak ada, maka mata hati kita tetap akan tertutup

Perkara membangun watak merupakan suatu proses yang tidak ada hentinya [never ending process]

Seorang pemimpin yang ideal adalah yang memilki kualifikasi dalam bidang pengetahuan, ketrampilan; watak terpuji; jiwa, kerohanian, spiritualitas, tuntunan Ilahi


Upaya pembentukan watak dari diri sendiri [bottom up] bertujuan untuk menghasilkan panutan. Selanjutnya, setelah ada panutan maka keteladanan ini perlu dimplementasikan secara top down

Pluralitas adalah kekayaan bangsa yang perlu disyukuri, tetapi bukan untuk dipertajam perbedaannya, apalagi dimafaatkan untuk kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan

Kita memiliki karakter yang mulia, tetapi nilai nilai yang mulia itu tidak akan dengan sendirinya terpancar dalam kehidupan kita sehari-hari seandainya kita ‘mengawinkannya” dengan tindakan-tindakan yang bertentangan atau tindakan yang tidak mulia.
Watak atau karakter yang baik hanya akan didapat bila dibina, dibangun, dan ditempa dengan kebiasaan baik secara berkelanjutan, dan dijadikan suatu tuntunan perbuatan tanpa henti

Menjadi seorang pemimpin, pada galibnya adalah soal penyiapan diri. Oleh karena itu, tidak seorang pun yang tiba-tiba bisa menjadi pemimpin

Karakter yang terpuji itu juga harus tercermin dalam kehidupan sehari-hari

Rekonsiliasi adalah prakondisi bagi terjadinya masa depan yang lebih baik

2 komentar:

infogue mengatakan...

Artikel di blog Anda bagus-bagus. Agar lebih bermanfaat lagi, Anda bisa lebih mempromosikan dan mempopulerkan artikel Anda di infoGue.com ke semua pembaca di seluruh Indonesia. Telah tersedia plugin / widget kirim artikel & vote yang ter-integrasi dengan instalasi mudah & singkat. Salam Blogger!
http://buku.infogue.com/karakter_bangsa

Djoko Adi walujo [Pemerhati Buku] mengatakan...

INFOGUE,....Bandar mengucapkan terima kasih. Dalam waktu dekat saran akan kami ikuti