Google

Sabtu, 23 April 2011

BERGURU PADA CICAK


Cicak ternyata seperti akademi, mungkin seperti Universitas. Kita pantas berguru padanya. Universitas Cicak memberi contoh kehidupan, tak hanya verba alias kata-kata, tapi exampla alias teladan. Sejak kita kecil hingga sekarang cicak masih ada disekitar kita, mandiri, dan nampak tak punya ketergantungan. Rupanya cicak tak pernah mengeluh, cicak tak pernah sekolah, cicak tak pernah ikut UNAS (Ujian Nasional), cicak tak memiliki kartu debit, atau kartu kredit. Tapi cicak masih eksis dan masih hidup.
Kata bijak berkata:
[]
Melata merambat tak perlu berloncat, kadang berloncat justru jatuh ke tanah .
Rambatan cicak secara bertahap akhirnya juga sampai tujuan
[]
Cicak tak terlalu binggung, karena percaya diri. Bekal hidup adalah dirinya sendiri, tapi punya eksistensi
[]
Cicak sering diberi stigma negatif, siapa yang kejatuhan cicak, akan bernasib sial.
Tapi cicak tak pernah mengeluh, kendati sebenarnya kesalahan cicak jatuh, adalah akibat nasib sialnya
[]


1 komentar:

Anonim mengatakan...

Seperti cicak dan buaya. Perumpamaan ini katanya sih untuk kpk dan polisi. Pantas kpk kerjanya lambat, karena kalau lompat takut jatuh. Lalu biar aman merayap aja deh, sampe kapan? Sampe Bang Nurdin pulang sendiri? Kalo Polisi taktiknya persis seperti buaya, suka ngumpet, hanya hidungnya dipermukaan air. Pas korbannya lengah buat kesalahan lalu cepat disemprit deh, priiit. selanjutnya anda tau sendiri.