Google

Kamis, 10 Juli 2008

DUNIA BATIN ORANG JAWA ITU BIJAK


Dunia batin orang Jawa lego jangkar di Bandar. Sesungguhnya memang menarik buku yang berisi peribahasa ini hadir di sini. “Pitutur leluhur” sangat diperlukan hari, guna mendingin kegerahan batin. Dunia batin orang Jawa ibarat suasana panas dating, maka siapa pun di payungi, ketika hujan tiba siapa saja di payungi. Namun disayangkan banyak Orang Jawa yang tidak mememahami kebutuhan ini. Kita tidak sadar bangsa ini masih memilki citra dan harga diri. Kita harus bangun dan dasar, ternyata bangsa kita memiliki khasanah budaya yang dikagumi oleh banyak manusia manca negara. Tak kurang seorang-orang bernama Alexander Pushkin, sastrawan besar, penyair kelas dunia [1779-1837] sempat mengisahkan kembara “iamginernya tentang “Jawa’ dalam sebuah puisi terbaiknya yang berjudul Antiar.
Demikian pula dalam The Triumphant Love [1881] karya Ivan Turgenev, Jawa pernah mampir dibenaknya, terbukti dia mengkreasi karya besar dengan menggambarkan eksotisme Nusantara [termasuk Jawa] sebagai kawasan yang samar, misterius, ajaib.
Persoalannya, mungkin saat ini banyak orang jawa yang mulai melupakan pernik-pernik budaya Jawa kendati banyak orang di belahan benua lainnya “ngudi kaweruh Jawa” [sedang mencermati dengan seksama budaya Jawa]. Buku ini berusaha mendekatkan kembali orang, kepada budayanya, agar tidak kehilangan jati dirinya. “Wong Jawa lali Jawane” [orang Jawa yang tidak kenal lagi hakikat dirinya].
Semuanya telah ditinggalkan, dilupakan, halusnya dipinggirkan. Banyak orang Jawa yang mulai melupakan apa itu peribahasa. Apa yang disebut dengan paribasan, bebasan, saloka, pepindhan, sanepa, dan isbat. Akibatnya, tidak seorang-orang acapkali ditertawakan ketika berkata, atau mendengar kata “alon-alon waton kelakon”, “golek banyu apikulan warih, golek geni adedamar.”
Buku ini ingin menjembatani, agar orang Jawa tidak kehilangan eksistensinya. Oleh karenanya buku ini mengetengahkan pandangan hidup, atau dunia batin orang Jawa dalam berbagai unen-unen. Dan dalam unen-unen itu terkandung hakikat budaya, sebuah kecermatan yang diinduksi dari laku orang orang jawa berabad-abad. Ini merupakan pundit-pundi khsanah Jawa.
Detil Buku
JUDUL: Dunia Batin Orang Jawa
PENULIS Iman Budhi Santosa
PENERBIT : RIAK-Riset Informasi dan Arsip Kenegaraan. Jalan Mangkuyudan MJ III/216 Yogyakarta.
ISBN: 978-979-15832-8-5
CETAKAN : I April 2008
HALAMAN: Viii + 144


Sekelumit isi :
[Secara bersamaan juga diposting di blog Joglo Javanologi, karena memiliki resonansi maksud yang sama. Untuk di Bandar ini jumlah cuplikan ditambhakan beberapa]



Aja dumeh
Artinya: “jangan sok atau mentang-mentang”,
Terjemahan bebsanya adalah jangan suka memamerkan apa yang dimiliki untuk menekan, meremehkan, menghina orang lain. Misalnya : aja dumeh sugih [jangan mentang-mentang kaya], dan menggunakan kekayaannya itu untuk berbuat semena-mena, sebab harta kekayaan itu tidak lestari dan sewaktu-waktu dapat hilang [ tidak dimiliki lagi]

Aja nggege mangsa
Artinya:”jangan memaksakan waktu”
Jangan memaksa memperoleh hasil sebelum waktunya, karena apa yang didapat pasti tidak akan memuaskan. Misalnya, untuk mmendapatkan mangga yang manis perlu menunggu satu tahun. Apabila memetiknya kurang dari satu tahun pasti rasanya kecut [masam]

Aja ngomong waton, nanging ngomongo nganggo waton
Artinya: “jangan berbicara asal bicara, tetapi bicarah menggunkan landasan yang jelas.” Peringatan atau nasihat agar di dalam berbicara [berkomunikasi] perlu menggunkan tata-krama yang baik. Juga harus jelas apa yang akan disampaikan dan cara penyampaiannya supaya tidak menimpulkan salah faham bagi yang diajak bicara

Ana sethithik dipangan sethithik
Artinya::ada sedikit dimkan sedikit”
Salah satu semboyan wong cilik Jawa yang sangatv terkenal dalam menjalani tirakat [ascestisme] dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, missal sehari punya penghasilan seribu rupiah yang dipakai untuk hidup maksimal harus sembilan ratus rupiah. Dengan demikian, untuk bekal hidup esok hari amasih punya seratus rupiah

Becik ketitik, ala ketara
Artinya:”siapa berbuat baik akan terbukti [diakui], siapa berbuat buruk akan kelihatan sendiri”. Anjuran agar siapa pun jangan takut berbuat baik. Meskipun awalnya belum tampak, pada saatnya pasti akan menemukan maknanya dan dihargai. Dan manakala berbuat buruk, sepandai-pandainya menutupi, akhirnya akan ketahuan juga.

Bener luput, ala becik, begja cilaka. Mung saking badan priyangga
Artinya: “bener salah, baik buru, beruntung celaka, berasal dari badan sendiri.”Salah satu inti dari ajaran kejawen yang menyatakan bahwa apa yang diperoleh seorang –orang lebih merupakan hasil [kausalitas] dari perbuatannya sendiri; bukan semata-mata akibat [pengaruh] perbuatan orang lain.



Rukun agawe santosa, crah agawe bubarh
Artinya: “rukun-damai membuat sentosa [kokoh-kuat], bertengkar membuat rusak [kehancuran]”. Peribahasa ini merupakan salah satu sikap hidup orang Jawa yang mendabakan kerukunan dan kedamaian di masyarakat

Rawe-rawe rantas, malang-malang putung
Artinya: “semua yang merintangi akan diberantas, yang menghalangi akan ditebas”
Semboyan atau tekad untuk menghapus kezaliman yang mencengkeram masyarakat, apapun yang dihadapi akan di lawan habis-habisan karena sudah di luar batas perikemanusiaan

Sabar subur
Artinya:”sabar itu membuat subur”, siapa yang mampu dan mau berbuat sabar, akan memperoleh ketenangan diri. Oleh karena itu dia mampu melihat dan berpikir jerbnih sehingga dapat bertindak [berbuat] dengan mantab, dan tidak grusa-grusu

Sapa temen bakal tinemu, sapa salah bakal seleh
Artinya:” siapa salah akan menyerah”
Peringatan bahwa setiap kerja keras dan baik akan memperoleh hasil sepadan. Sedangkan apabila berbuat salah, bagaimana pun juga akan ketahuan dan memnperoleh hukuman setimpal

************

[Wusana kata: Masih banyak unen-unen di buku ini kurang lebih 141 unen-unen, oleh karenanya layak buku ini sebagai pundi-pundi khasanah Jawa]

1 komentar:

Unknown mengatakan...

bener, sekarang bnyk orang yang lupa bahasanya sendiri. Yang diajarkan sejak kecil bukan bhs jawa tapi bahasa inggris.